Ibu Kota Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Kota Banda Aceh dicanangkan menjadi “cyber city” sehingga nantinya akses komunikasi via internet akan bisa dilakukan dengan gampang dan mudah serta murah oleh berbagai kalangan di Aceh termasuk para investor yang akan berduyun-duyun memasuki Aceh.
Wacana untuk menjadikan Banda Aceh sebagai “Cyber City” berawal dari gagasan GM Kandatel Banda Aceh Zarwilias Yunus, saat peluncuran “Speedy” di Banda Aceh, yang disambut hangat oleh Wakil Walikota Banda Aceh Illiza Sa’aduddin Djamal.
“Dalam waktu dekat saya akan launching Kota Banda Aceh sebagai Cyber City,” ujar Illiza saat launching program speedy sembari menambahkan jika Aceh disebut Serambi Mekkah, maka dengan Cyber City ini akan menjadikan Banda Aceh sebagai serambinya Cyber di Aceh.
Guna mendukung dan mewujudkan Banda Aceh sebagai Cyber City, nantinya akan ditempatkan dua hot spot di Kota Banda Aceh, yakni Areal Masjid Raya Baiturrahman serta taman kota yang nantinya akan ditunjuk lebih lanjut lokasinya oleh walikota. Di dua daerah ini, masyarakat bisa mengakses internet secara langsung tanpa mesti ke warnet.
Selain dua hot spot tadi, juga akan dipasang pojok speedy ditempat tertentu di Banda Aceh. Sama halnya dengan hot spot di taman kota, pojok speedy ini juga nantinya akan ditentukan oleh Walikota Banda Aceh, dimana akan dipasang guna mempermudah masyarakat mengakses informasi lewat internet.
Dikatakan, pascatsunami, Aceh mengalami kehancuran yang luar biasa. Maka perlu semua pihak untuk membangunnya. Banyak program yang telah diluncurkan Telkom untuk membangun kembali Aceh khususnya Banda Aceh, seperti generasi digital. Dengan dicanangkan Banda Aceh Cyber City sangatlah tepat karena teknologi itu sangat penting.
Kini, lanjut Illiza, tinggal tergantung kepada pemakainya, mana yang mau dipilih. Hal ini menjadi tugas semua pihak, orangtua, guru. Dengan kepedulian ini akan memajukan Telkom dan pendidikan dan kemajuan Aceh secara umum.
Dikatakan Illiza yang merupakan Wakil Walikota perempuan pertama di Aceh ini, Pemko Banda Aceh sedang giat-giatnya untuk membangun daerah kembali, salah satu yang dilakukan PT Telkom ini tentunya sangat membantu pembangunan di Aceh, khususnya di Banda Aceh sebagai Ibu Kota Provinsi NAD.
Sementara itu, GM Kandatel Telkom Banda Aceh Zarwilis Yunus, mengungkapkan, pra tsunami pengguna internet sangat sedikit hanya 2.400 pengguna telkomnet instan. Pasca tsunami, pertumbuhan penggunaan menjadi 8.500 dimana 60 persen berada di Banda Aceh.
Sebelum tsunami ada dua warnet di Banda Aceh, kini ada 13 pelayan internet servis di Banda Aceh. Dengan demikian maka sudah sangalah wajar bila Banda Aceh merupakan Cyber City atau cyber provinsi bagi Aceh, karena 60 persen penggunannya di Banda Aceh.
Dikatakan, pada 2 Mei lalu, Wagub telah melaunching “education for tomorrow” lalu dilanjutkan pencanangan generasi digital oleh Wakil Walikota Banda Aceh.
Dalam kesempatan yang sama, Eksekutif GM Regional Sumatera Muhammad Awaluddin mengungkapkan, speedy merupakan produk layanan terbaru, secara nasional baru setahun. Di Indonesia belum ada semua, di Sumatera baru ada di 25 kota di 10 provinsi yang telah diluncurkan speedy.
Dikatakan, dengan speedy bisa menggunakan dua manfaat, pertama bisa bertelpon dan juga bisa menggunakan internet secara bersamaan. Internet menjadi kebutuhan mayoritas daerah, sebab dengan internet mempermudah akses informasi.
Sun Oct 12, 2008 2:12 am